Gray Cloud Part 1

Wah cukup lama zonaiya gak posting hehe pasti kangen ya. kali ini di zonaiya tak hanya akan memberikan informasi bermanfaat untuk anda. kali ini zonaiya akan memberikan hiburan pada anda pembaca setia zonaiya dengan cerita-cerita yang apa adanya karangan asli dari Castophelia. siapa itu Castophelia? seorang penulis legenda yang tak pernah orang ketahui selain dirinya sendiri suka bauat cerita namun sayang tak pernah diterbitin, hanya hasil tulisan yang berdasarkan hoby saja tidak ke jenjang serius ( kaya nikah aja ) sayang untuk dibuang jadi zona iya mempersembahkan sebuah cerita ala kadarnya berjudul Gray Cloud ( Awan Kelabu ) untuk anda semoga bisa menghibur anda semua.


Tak selamanya langit di penuhi awan kelabu

Hembusan angin terasa sangat nyaman disini, sambil duduk aku menatap kelangit menikmati indahnya langit biru. Cuaca hari ini cerah dan sedikit panas pemandangan dengan hamparan laut membuat hati ini tenang.
“Gin !!!!!” teriak seorang perempuan terdengar di suaraku.

Kemudian aku bangkit dan melihat kearah perempuan itu. Dan ternyata dia adalah kakaku yang sedang memanggilku untuk pulang. Aku merupakan anak ke dua dari tiga saudara kakau bernama ratna seorang gadis yang sedang menunggu waktu untuk menikah dan adiku juga seorang perempuan bernama risma yang kini duduk di bangku SMP dan aku merupakan satu satunya anak lelaki di keluarga yang seerhana ini.

Ayahku seorang nelayan yang sehari harinya mencari ikan untuk menyambung hidup keluarga kami dan ibuku merupakan salah satu pengrajin kerang yang membuat hiasan hiasan dari kerang dan dijual kepasar, hidup kami damai dan tenram menjalani keseharian dengan senang walalupun banyak keterbatasan.

Aku sendiri kini duduk di bangku SMA tingkat akhir sebentar lagi aku akan lulus dan sedang mengalami dilema antara jadi nelayan atau menuntut ilmu dikota. Aku sadar perekonomian kami sangatlah tidak memadai untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Aku berusaha untuk mengatasi masalah itu dengan bekerja sampingan sehabis sekolah dan mencari beasiswa supaya aku bisa kuliah dan merubah nasib keluarga ini.
Disekolah

“Ginanjar Adji Putra” tiba tiba namaku dipanggil oleh wali kelasku.
“ia saya, ada apa ya pak?” tanyaku balik. 
“ ini mengenai beasiswa, katanya kamu masuk dalam seleksi” jawab wali kelasku.
“Wah beneran ni pak?” aku terkejut dan bertanya tanya.
“ia barusan bapak dapat informasi di kantor” ucap wali kelasku.
“Alhamdullilah” aku sangat bersyukur dengan kabar gembira ini.
“Tapi jangan senang dulu, kamu harus mengikuti 1 kali test lagi untuk mendapatkan beasiswa sampai lulus itu” ucap wali kelasku.

“siap pak saya akan belajar dengan giat untuk test itu” jawabku dengan wajah yang sangat senang.
“ bagus, bapak senang punya murid bersemangat kaya kamu, kalu gitu bapak pergi dulu mau ngajar” 
“ baik pak terima kasih” 
Dan wali kelasku pergi untuk mengajar. Akupun pergi ke kelas dengan wajah berseri seri, setibana dikelas teman teanku melihat kearahku.
“Cieeeee” semua teman temanku menyoraki diriku.
“Ada apaan sih pake cie cie segala?” tanyaku heran.
“Ada yang lolos seleksi buat beasiswa ni” ucap seorang teman dengan nada nyindir.
“hah ? kalian tahu darimana?” tanyaku lagi keheranan.
“ Ya tahulah secara di mading terpang-pang nama Ginanjar Adji Putra masuk seleksi Beasiswa kuliah sampai lulus” jawab salah satu temanku.
“hah masa? Sih” aku masih heran dan merasa tak percaya.
“ SELAMAT ya Gin” ucap semua temanku kepadaku.

Aku hanya bisa tersenyum dan merasa bahagia dengan dukungan dari teman-temanku.
Hari itu aku langsung pulang dengan cepat untuk memberitahukan kabar baik ini kepada orang tuaku saking senangnya aku berlari menelusuri pantai dan berteriak “Aku Pasti Bisa” terus berteriak seperti itu seperti orang gila.
Sesampainya di RUMAH

“Ibu.....ibu.....ib..” ketika aku memanggil-manggil nama ibuku tiba tiba aku melihat tiga orang pria yang sedang marah-marah didepan ibuku dia adalah seorang penagih hutang, karena kebutuhan pokok kami semakin meninggi akibat naiknya harga bahan bakar keluarga kami terpaksa meminjam uang kepada rentenir bernama kardun.
Melihat ibu dibentak bentak aku langsung mendekati ibuku dan mencoba menjaganya.

“ ini anak datang gak ada sopan santunnya maen muncul aja dihadapan orang tua” ucap si kardun.
“ abang juga gak ada sopan santunya marahin ibu saya yang lebih tua dari abang” balasku.
“ orang ngutang seperti kalian gak usah disopanin, ntar malah ngelunjak” ucap kardun.
“ tapi bang tetep aj...” belum beres ku berkata sudah dipotong oleh kardun.
“diem lu mau gue hajar ?” potong si kardun.

Aku hanya terdiam karena merasa takut melihat kedua orang dibelakangnya yang memiliki wajah sangar dan bengis.

“nah gitu diem lu jangan ngebacot aja, cepetan bayar utang utang kalian” ucap Kardun.
“maaf kardun saya belum ada uang untuk melunasinya” balas ibu ku.
“ alah dari kemarin-kemarin bilang gak ada uang tapi orang bilang hasil laut suamimu sangat bagus” ucap kardun.
“ia tapi kamu lihat ikan ikan itu tak laku dan kami buat untuk makan” balas ibuku.
“alah pokonya gue gak mau tau lu harus bayar hari ini juga kalo tidak, kalo tidak aku acak acak ni rumah” ancam kardun.
“ tunggu sebentar bang ” balasku sambil mencegah mereka masuk kerumah.
“ apa lagi ni anak! Lu mau nyari perkara” ucap kardun dengan nada tinggi.
“ sabar bang sabar memang hutang keluarga kami berapa lagi??” tanyaku.
“ Dua Juta limaratus ribu “ jawabnya.
“ hah bukannya waktu itu ibu cuman minjem lima ratus ribu bang?” tanyaku lagi.
“ ia ibumu cuman minjem lima ratus ribu plus bunga lima puluh persen, dan ibumu ituh udah nunggak delapan bulan jadi sekarang kalian harus bayar dua juta lima ratus ribu rupiah” jawab si kardun.

Mendengar itu aku langsung terdiam dan berfikir bagaimana kami membayar hutang keluarga kami mana si bapak belum pulang dari melaut.

“ Malah bengong Minggir” ucapan kardun memecahkan lamunanku.
“ iya sabar iya sabar bang saya akan bayar hutangnya, tapi tunggu sebentar ya bang” balasku.
“ Oke gue tunggu lu disni, kalau sampai lu kabur liat aja akibatnya” ancam kardun.
Akupun bergegas masuk kerumah 
“gin...gin” panggil ibuku.
“ iya bu ?”
“ emang kamu mau bayar pake apa ? emang kamu punya uang?” tanya ibuku.
“ ada lah bu, aku punya sedikit tabungan” balasku sambil masuk kekamar mengambil uang simpananku untuk kuliah.
Dan aku keluar dari rumah dan memberikan uang yang aku punya.
“ ini bang saya bayar hutangnya” ucapku.
“ hahaha gitu dong kalo ngutang harus bayar hahahaha” jawabnya.
“ iya bang kita juga tahu ko!” balasku.
“kalo butuh duit lagi hubungin gue aja ya hahahahha” ucapnya.
“NAJIS” jawabku dengan tegas.
“ Apa lu bilang hahhaha, ntar waktunya kere paling datang lagi haha” balasnya.
“ udah kalian cepet pergi dari rumah kami” jawabku sambil ketakutan karena dua orang dibelakang si kardun.

Dan diapun akhirnya pergi dari rumah kami.

Malam Hari semua anggota keluarga berkumpul untuk menanyai dari mana aku memiliki uang sebanyak itu, akupun menjelaskan kepada kedua orang tuaku bahwa selama ini aku bekerja dan mengumpulkan uang untuk melanjutkan kuliah dan uang tersebut sekarang hanya tersisa sangat sedikit. Mendengar penjelasanku kedua orang tuaku menangis dan meminta maaf atas kehidupan kami, aku hanya terdiam dan  menenangkan kedua  oranh tuaku serta menjelaskan kabar gembira yang aku dapatkan dari sekolah, alhamdullilah dengan kabar itu mereka langsung tersenyum dan merasa bahagia. Dulu ketika aku kerja untuk mendapatkan uang aku hanya memikirkan didriku sendiri dan tak mau peduli dengan kesusahan keluarga kami tapi aku sadar merekalah yang lebih penting.

Kini adalah giliranku untuk berjuang mendapatkan beasiswa tersebut, aku mulai menghabiskan waktu diperpustakaan karena disinilah aku bisa belajar dengan giat. Akhirnya aku mengikuti test tersebut di kota dengan uang yang tersisa sebenarnya tak cukup untuk ongkos kesana tapi aku memiliki teman-teman yang luar biasa, mereka mau memberikan sumbangan untuk ongkos pergi ke kota.

Ceritanya bersambung dulu ya. Catatan Cerita bersambung ini hanya akan di update pada haru Juma't Sd Minggu. untuk hari-hari biasanya zonaiya akan berusaha memberikan informasi yang menarik serta manfaat untuk anda semua terimakasih

0 Response to "Gray Cloud Part 1"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel