Gray Cloud : Kampung Halaman



Maaf agak lama Updatenya untuk cerita sebelumnya kalian bisa baca disini belakangan ini sedikit malas untuk update jadi mohon maaf tapi zonaiya pasti selsaikan ceritanya biar kalian tidak penasaran endingnya langusng saja yu bagaimana kelanjutan cerita dari Ginanjar dari Gray Cloud.

Di Perjalanan menuju pantai

Kami berangkat mnggunakan satu mobil yang muat untuk delapan orang mobil itu berisi aku, Intan (anak Majikanku) Rendy (pacarnya Intan) dan teman teman lainya tepatnya dalam mobil itu berisi empat pria dan tiga wanita. Dalam mobil mereka tidak menghiraukanku dan cenderung mencuekanku dan bertingkah seenaknya, bahkan mereka memperlakukanku layaknya seorang pebantu di suruh ini di suruh itu, dan aku hanya melakukan perintah mereka yang membuatku cemas adalah perlakukan rendy pacarnya intan yang memegang megang dan memeluk tubuh intan, menurutku itu merupakan prilaku yang tidak layak.

Perjalanan kami akan menempuh yang cukup lama kira kira delapan jam dari kota, aku harus sabar dengan perlakuan mereka ya namanya juga orang-orang yang berada mereka bertingkah seenaknya kepada kita yang hanya orang kecil.

Dalam Mobil

“gue sebel banget” cetus intan  
 “sebel kenapa yang?” balas pacarnya rendy.
“ya sebel aja liburan kita jadi kaya gini” keluh intan.
“oh maksudnya si babu itu? Sabar sayang, yang penting dia gak ganggu kita” balas rendy.

Setelah intan berkeata demikian mereka berbisik-bisik entah apa yang mereka bicarakan aku hanya diam dan pura-pura tidak mendengar. Akhirnya sampailah kita di pantai, aku rasanya kangen banget merasakan hembusan angin laut,suara ombak, dan pijakan dipasir yang bersih ini belum puas aku menikmati nostalgia ini tiba tiba mereka menyuruhku membawa perlengkapan mereka.

“ hey babu lu bawa tas-tas kita ke tempat itu!” suruh intan.

Aku hanya menurut dan menurut ya namanya juga anak majikan dan parahnya dia ngancam kalo aku gak patuh dia bakalin bilang yang enggak-enggak kepada majikanku. Kemudian aku bawa semua perlengkapan mereka juga dan setelah membawa semua yang dibutuhkan mereka menyuruhku untuk memasangkan Tenda untuk mereka.

“ hey babu tuh cepet benerin tendanya kita pada cape”suruh intan.
“ lah mba ko pasang tenda? Kenapa gak di penginapan saja”ucapku.
“ udah jangan banyak nanya atau nanti gue laporin bokap lho?” ancam intan.
“baik mba “ jawabku singkat.

Kemudian aku memasangkan dua tenda yang mereka bawa disana sedangkan mereka hanya bermain main ditepi pantai. Sebenernya aku tak tahan pengen pulang lagian tempat kamping mereka dan rumahku tak terlalu jauh, sesudah memasang tenda aku mencoba mencari ranting dan kayu untuk membuat api unggun ketika aku sedang mencari ranting pohon aku mengenang beberapa kenangan di kampung halaman dan aku masih ingat disekitar sini ada pohon kelapa yang bisa diambil kelapanya, dan ternyata memang ada kemudian aku mengambil beberapa kelapa dan ranting pohon menuju tenda.

Disana aku melihat mereka masih asik main di laut, akupun langsung menyiapkan api unggun dan mengeluarkan panci untuk memasak air untuk mereka membuat mie, tak lama kemudian mereka kembali ke tenda.

“wah wah si babu ini ada gunanya juga yah “ ucap seorang teman intan.
“ iya bener semuanya udah disiapin sama dia hahaha” balas teman perempuan intan.
“ makasih yah gin” ucap salah satu teman perempuan intan yang bernama putri.
“lah put tak usah bilang terima kasih, lagian udah tugasnya si babu ini” jelas intan.
“ ih gak boleh kaya gitu in, dia juga kan manusia kita harus menghargainya” balas putri.
Mendengar itu aku senang dalam hati “ ternyata masih ada orang yang baik kaya dia”.
“ udah udah jangan di bahas deh yang penting kita bikin makanan dulu gue dah laper” ucap rendy.
“ bener juga yang” balas intan.

Kemudian mereka membuat mie untuk mereka makan, tetapi mereka tak ada yang mau berbagi makanan denganku dan aku tak membeli makanan apapun untuk acara ini. sempat juga aku ditawari makanan oleh putri namun langsung aja di sosor sama temen pria intan seperti isyarat jangan sampai aku makan dari makanan mereka. Tapi aku bukan orang yang lemah yang menunggu makanan dari orang.

“ mba intan saya minta izin untuk pergi sebentar ”ucapku kepada intan.
“ Udah pergi aja loe sana kalo bisa jangan balik lagi hahaha” balas intan.
“ mau kemana gin?” tanya putri.
“ kesana sebentar mba put” jawabku.

Kemudian akupun pergi ketempat biasa aku mencari ikan disana. Tadinya aku mau pergi kerumah saja tapi butuh waktu tiga puluh menit dari sana jadi aku memutuskan untuk mencari ikan dan makanan lainya. 

Sesampainya ditempat dengan berbekalan golok yang tajam aku mencari batang kayu yang bisa dipake buat menombak ikan. Kini peralatan sudah ada dan aku siap untuk berburu, ketika aku berjalan mencari ikan aku juga mendapatkan mata lembu sejenis keong laut yang dapat dimakan dan aku mendapatkan cukup banyak.

Tetapi tak ada ikanpun yang bisa aku dapatkan, padahal dulu banyak sekali ikan disini, sekarang satupun tak nampak, hari mulai menjelang sore matahari sudah mendekati laut untuk tenggelam, sepertinya hari ini aku cuman makan ini saja.

“Ginanjar?” tiba tiba ada yang memanggilku, ketika ku melirik betapa senangnya hatiku ternyata dia adalah teman semasa SMA ku Hari .

“Hari ?” dia langsung mendekatiku dan kamipun memulai percakapan.
“gin kapan kamu pulang?” tanya hari.
“ sebenernya aku gak pulang ri” jawabku.
“ hah maksud kamu?” tanya hari lagi.

Dan akupun menjelaskan situasi yang sedang aku alami ini.

“wah dasar emang orang-orang kota belum tau apa sama orang sini” ucap hari.
“ ya gak tau lah ri mereka kan baru pertama kesini haha” ucapannya membuatku ingin tertawa.
“ eh sekarang kamu gimana?” tanyaku.
“ maksudnya gimana?: tanya nya balik.
“ hidupmu gimana ? baik kah atau gimana?” 
“ ya alhamdullilah baik gin, kini aku melaut mengikuti jejak orang tua” jawabnya.
“ terus kuliahmu gimana gin ?”  tanya hari.
“ alhamdullilah baik insya allah sebentar lagi lulus ri, do’a in temenmu in ya” jawabku.
“ amin”
“ eh ri ngomong ngomong kamu lagi ngapain disini? Kan tempat para nelayan bukan disini” tanyaku.
“ oh aku barusan udah dari rumah kerabat di kampung sebelah  biar cepet pulangnya lewat sini” jawabnya.
Lalu tiba tiba suara perutku berbunyi.
“ wah beneran lagi nyari makan ni anak udah dapet apa gin?” tanya hari.
“ nih cuman mata lembu” balasku sambil menunjukan hasil tangkapanku. “ lumayan cukup kayanya buat ganjel perut hehe”.
Melihat itu hari cuman tersenyum sambil menggelengkan kepala. 
“ tunggu sebentar disini gin” ucap hari.
“ mau kemana ri?” tanyaku.
“ udah tunggu aja” jawabnya.
Hari pergi dan aku menunggu disana. Tak lama kemudian dia balik lagi bersama seorang perempuan sambil membawa satu kantung keresek dan seekor ikan dan cumi.
“ ni buat kamu gin” ucap hari sambil memberikan bawaanya kepadaku.
“ eh apaan ini ri, ngga-ngga nanti ngerepotin kamu lagi” balasku mencoba menolak pemberian hari.
“ udah-udah bawa aja gin, rezeki gak boleh ditolak” ucap perempuan yang bersama hari.
“ ngomong-ngomong  ini siapa ri? “ tanyaku keheranan.
“ masa lupa? Diakan Ratih temen SMA kita dulu” jawab hari.
“ ratih....ratih oh.... iya aku baru ingat ratih anak pak kades kan?” tanyaku.
“ iya bener gin sekarang dia udah jadi istriku” jawab hari.

Mendengar Hari udah nikah membuatku terkejut, dan mereka menjelaskan kenapa mereka bisa menikah. Terlalu lama aku dikota tak tahu sudah banyak perubahan yang terjadi disini dan akhirnya kami bertiga berpisah dan kembali ketempat masing-masing. Aku balik lagi ke tenda dengan membawa pemberian hari dan hasil tangkapanku.

Sampai disana matahari sudah terbenam ku hanya melihat api unggun yang menyala dan seseorang yang sedang duduk di depan api.setelah aku lebih dekat aku menyadari bahwa itu adalah Putri temannya intan.

“ eh mba Putri sedang apa sendirian ? dan yang lainya pada kemana?” tanyaku.
“ ginanjar udah balik, aku lagi nungguin kamu, yang lain udah pada masuk tenda masing masing”jawabnya.
“oh gitu... tapi kenapa mba Putri gak ikut bersama mba intan? Malah nunggu saya”tanyaku.
“Ginanjar...bisa gak kamu jangan panggil aku pake mba?” tanya putri sedikit mengeluh.
“ maaf saya takut dibilang gak sopan”jawabku.
“ gak papa panggil aja aku putri, lagian aku khawatir sama kamu, kamu kan belum makan” balas Putri.
“ gak usah khawatirin saya mb... eh putri, saya bisa jaga diri kok ini buktinya” ucapku sambil menunjukan hasil tangkapanku.
“wah kamu nangkep ikan, Hebat aku mau donk” ucapnya dengan atusias.
“ baiklah put tapi tunggu sebentar ya”.

Akupun mulai mengolah hasil tangkapanku dan ketika aku melihat kantung kresek ternyata ada beras dan bumbu yang aku butuhin buat masak ni ikan dan cumi memang si hari gak tanggung tanggung kalo nolong orang. Makasih ya Hari.

Akhirnya hidangan sudah jadi Ikan dan Cumi Bakar nya jadi waktunya menghidangkan.

“ jengjreng.....hidangannya udah jadi...” ucapku sambil menghidangkan masakanku.
“wah kayanya enak ni, ada cumi bakar, ikan bakar dan....ini apa ginanjar?” 
“ oh itu. Namanya mata lembu put cobain enak loh” ucapku.
Kemudian putri mencoba satu mata lembu yang sudah aku masak.
“ wah gin enak gurih” ucapnya sambil makan dengan lahap.
“ya kan enak” balasku.
“ dasar anak teknik kelautan tau aja sama makanan dari laut hahaha” ucap putri.
“ kamu tau darimana aku anak teknik kelautan??” tanyaku.
“ ya sebenrnya aku sering merhatiin kamu gin hehehe” jawabnya.
“ oh gitu hehehe” balasku singkat.
“emang di kampus ada mata kuliahnya tentang makanan di laut ya?” tanya putri.
“ ya nggak lah put masa kaya gini masuk mata kuliah kamu suka ngaco haha” jawabku.
“abis kamu tahu dari mana soal ginian??” tanya putri.
“ aku kan asli orang sini put dari kecil udah sering nangkap ginian” jawabku.
“ beneran kamu asli orang sini??” tanya putri dengan ekspresi terkejut.

Disana aku menjelaskan asal-usulku dan menceritakan bagaimana aku bsia kuliah di kota. Mendengar kisahku dia meneteskan air mata.

“ hah putri kenapa kamu nangis?” tanyaku dengan ekspresi terkejut.
“ Ak...Ak....ku...aku terharu denger ceritamuu gin” jawabnya sambil tersendu sendu.
“ Astaga kirain kenapa, kamu ada ada aja” jawabku.

Akhirnya acara makan dan perbincangan kami selesai dan kami memutuskan untuk istirahat. Kami masuk tenda masing masing tetapi ketika aku masuk tenda ternyata tak ada ruang untuk ku tidur.

“ gin kenapa gak masuk??” tanya putri dari depan tendanya.
“ gak ada ruang put” jawabku.
Lalu putri mengampiriku dan melihat kondisi tenda pria.
“ rendy...rendy bangun”ucap putri bangunin rendy.
“ eh put gak usah dibangunin ntar dia marah” ucapku memperingati putri.
“biarin suruh siapa tas disimpen disana jadi penuhkan tendanya” balas putri.
Akhirnya rendy bangun dan benar dia marah.
“Put ngapain sih bangunin gue udah enak enak tidur” ucap rendy dengan nada tinggi.
“ ini ginanjar kasian dia gak kebagian tempat tidur” ucapnya.
“ Jadi loe bangunin gue gara-gara si babu ini?” tanya rendy dengan nada tinggi.
“ namanya ginanjar bukan babu” jawab putri ketus.
“ terserah deh, dengerin ya put kita gak ada yang mau tidur satu tenda dengan si babu ini ngerti loe” balas rendy dengan kesal.
“ tapi ren.....” belum sempat menyelsaikan kalimat sudah dipotong sama rendy
“ udah- udah pergi sana gue mau tidur, loe ganggu gue lagi , gue perkosa loe mau?” ancam rendy sambil menutup tenda.

Mendengar itu putri kaget dan langsung menggelengkan kepala.

“ dasar anak berandalan” ucap putri.
“ kata saya juga jangan dibangunin tuhkan marah put” ucapku.
“ terus kamu mau tidur dimana?” tanya putri dengan sedikit kesal.
“ ya gak apa-apa aku tidur di luar aja” jawabku pasrah.

Tiba tiba terdengar suara petir tandanya mau hujan. Melihat situasi seperti ini membuat putri khawatir dan menawariku untuk tidur di tenda perempuan.

 “ gak deh put aku gak berani entar intan murka sama saya” ucapku.
“ terus masa kamu mau tidur di luar ? sebentar lagi kayanya hujan” balas putri.
“ hmm ya udah gak apa- apa aku pulang aja kerumah, besok pagi aku balik lagi kesini” jawabku.
“ yakin mau pulang aja?” tanya putri.
“ iya aku yakin, lagian aku punya rencana untuk pulang ko” jawabku.
“ ya udah hati-hati dijalan” balas putri.
“ sip. Tolong janggain intan ya put” ucapku.
“Iya” jawabnya dengan nada kesal.

Akhirnya akupun pergi menuju rumahku.

0 Response to "Gray Cloud : Kampung Halaman"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel