Gray Cloud : Istana dan Sang Penjaga


Cerita sebelumnya bisa baca disini

Aku berjalan dengan tergesa-gesa takut air yang jatuh dari langit akan membasahi tubuhku ini sedikit lebih cepat dan cepat yang akhirnya keadaan membuatku harus berlari lebih kencang dikala aku sedang berlari pasukan dari negeri awan mulai berjatuhan. Berjuta-juta tentara air menerjang tubuhku dan membuat badan ini basah, di perjalanan pulang aku mendengar suara menggelegar, cahaya yang sangat singkat serta angin yang menghempas tubuhku ini. tetapi setelah perjuangan itu akhirnya aku sampai di istanaku sendiri rumah yang aku rindukan selama ini dan kehangatan keluarga yang sangat aku harapkan disetiap malam.

“asalamualaikum” salamku sambil mengetuk pintu rumahku yang sederhana ini.
“Wa’alaikum salam” balas seseorang yang sangat aku kenal.

Dan ketika pintu terbuka suasana haru menyelimuti malam itu wajar selama aku tinggal di kota aku tak pernah pulang walaupun jarak dari desa ke kotaku tidak terlalu lama biyaya untuk pulang amatlah mahal dan gajiku di tempat kerjaa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhanku sehaari-hari.

Malam itu kami habiskan untuk bercerita berbagai pengalamanku ketika aku tinggal dikota aku bercerita bahwa tempat belajarku sangatlah menyenangkan aku lihat sekarang dirumah hanya ada ayah,ibu dan risma adiku sedangkan kakakku ratna kabarnya dia telah pindah dan tinggal bersama suaminya.

Tak lupa aku memberikan buku yang aku dapatkan dari bosku untuk adeku dan dia sangat begitu senang dengan apa yang aku bawa untuk dirinya dia berkata ingin menjadi seseorang seperti diriku dan membuat bangga kedua orang tuaku. Malam itu menjadi malam yang sangat menyenangkan bagiku.
Pagi Hari

Pagi hari setelah sholat subuh aku bergegas pergi menuju tempat intan dan teman-temannya tak lupa untuk pamitan kepada keluargaku. Dan mereka sedikit memberikan aku bekal untuk makan bersama orang-orang yang bersamaku. Hari ini tampaknya akan cerah aku melihat kearah laut langitnya sangat bersih dan indah diperjalanan aku bertemu dengan sang raja hari yang baru saja terbangun dari tidurnya. Memberikan warna yang luarbiasa terhadap dunia ini.
  
Ketika aku sampai ditempat mereka seseorang sudah ada diluar tenda aku melihat intan sedang melamun didepan tenda.dan akupun mendekat untuk menyapanya

“mbak intan udah bangun” sapaku
“ eh elu, lu habis darimana?” tanya intan dengan nada malas.
“ saya habis dari rumah orang tua saya mbak” jawabku.
“ oh elu asli orang sini?” tanyanya lagi.
“ iya begitulah mbak” jawabku.
“ eh mbak yang lain pada kemana?” tanyaku.
“mereka lagi nyari makan” jawabnya dengan nada malas.
“lah mbak bukannya makanan masih ada?”tanyaku lagi.
“ Yah makanan memang ada tapi yang ngelola makanan gak ada” jawabnya dengan nada kesal.
“ yah maafin saya mbak” balasku.
“ gak apa-apa lagian bukan salah lu, gue udah denger semuanya dari putri tentang semalam” ucapnya.
 “ oh ya kebetulan dari rumah saya bawa makanan mbak” ucapku sambil menunjukan makanan yang aku bawa.
“ ternyata lu lebih berguna daripada cowok tampan yang gak bisa apa-apa” ucapnya.
“ maksudnya mbak?” tanyaku.
“ udah lupakan saja gue udah laper, mana makanannya?”

Akhirnya intan mulai mengambil sedikit makanan yang aku bawa untuk mereka. Aku khawatir dengan mereka yang sedang mencari makan sudah hampir satu jam mereka mencari makan dan belum kembali kesini. Tiba tiba ada seseorang datan dan berteriak minta tolong.

“ tolong !! tolong !!” teriak seorang perempuan sambil berlari kearah kami.
“ mega lu kenapa teriak-teriak gitu?” tanya intan.
“ itu in...itu...” jawab mega sambil mencari nafas.
“ itu apa?” tanya intan cemas.
“ Siputri mau diperkosa sama rendy , raka dan roy” jawab dia.
“ Sumpeh loe? Jangan ngada-ngada loe” balas intan dengan kaget.
“ mereka sekarang dimana mbak?” tanyaku.
“ disana” jawab mega sambil menunjukan arah.
“ hey babu loe ikut gue, mega loe tunjukin jalannya” ucap intan.

Kami bertiga segera pergi menuju tempat putri dan mereka berada. Ketika sampai disana aku melihat baju  putri sudah berceceran di pasir dan mereka sedang berusaha memperkosa putri, langsung saja aku berlari dengan kencang dan menyerang salah satu dari mereka. Waktu itu aku langsung memberikan pakaianku untuk menutupi bagian atas yang hanya memakai pakaian dalam.

Waktu itu perkelahian sangat sengit namun apa daya tiga lawan satu aku kalah, mereka mengeroyoki diriku sampai babak belur, intan,putri dan mega terus berteriak minta tolong dan mereka bertiga menyadari dengan perbuatan intan,putri dan mega dan mulai mendekati mereka.

Aku berusaha menahan mereka dengan memegang salah satu kaki dari mereka dengan bandan yang sakit karena pukulan dan tendangan yang aku terima dari mereka. Melihat itu randy dan kedua temannya memberikan pukulan terakhir dan akhirnya aku tumbang dan tak sadarkan diri.

0 Response to "Gray Cloud : Istana dan Sang Penjaga"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel