Tsunami Paling Parah Sepanjang Sejarah
Berkembangnya dunia modern
terkadang memberikan rasa puas karena kita telah menaklukan alam. Namun
keyakinan tersebut bisa dihancurkan begitu saja ketika Tuhan melalui alam
ciptaanya mengingatkan kita dengan cara yang sangat mengerikan bahwa ternyata
kita salah. Dan salah satu dari peringatan yang diberikan tuhan yaitu bencana
seperti Tsunami yang mampu meluluh lantahkan dunia modern.
Tsunami merupakan fenomena alam
berupa gelombang pasang yang menghempas daratan terus menerus secara
bergantian. Tsunami terjadi karena gerakan daratan yang bergerak secara
tiba-tiba, paling umum Tsunami teradi akibat dari gempa bumi yang cukup besar
yang terjadi di kedalaman laut, namun hal ini juga bisa diakibatkan letusan
gunung berapi dan tanah longsor.
Apa pun penyebabnya, hasilnya
adalah gelombang besar air yang bergerak melintasi lautan terbuka dengan
kecepatan tinggi. Tsunami bergerak dengan kecepatan sekitar 500mph atau
800km/jam dan akan menempuh samudera yang luas tanpa kehilangan kekuatannya.
Tsunami hamper tidak terdeteksi sampai gelombang tersebut sampai diperairan
pantai dangkal.
Berbeda seperti cerita pada film-film tentang tsunami, gelombang
yang sebenarnya mungkin tidak tampak seperti apa yang digambarkan pada film. Mungkin
lebih terihat seperti permukaan laut yang naik dengan cepat dan menyampu semua
yang dilewatinya. Dalam beberapa kasus
gelombang tersebut bisa menjadi sangat besar dan melebih ketinggian 100 kaki
atau 30 meter.
Dibawah ini merupakan 10 kejadian
Tsunami paling merusak sepanjang sejarah dunia ini :
10. Messina, Italia 1908
Ketika kita berpikir tentang
tsunami, kita cenderung menghubungkannya dengan “Cincin Api” di Samudera Hindia
/ Pasifik dengan pulau vulkaniknya dan tektonik yang terus berubah. Meskipun
sebagian besar gelombang tsunami yang sudah terjadi karena hal tersebut, Tapi itu
bukan satu-satunya wilayah bisa mengakibatkan Tsunami. Sebenarnya hampir di
mana saja dengan pantai rentan terhadap tsunami dari satu bentuk atau lainnya.
Eropa memiliki bagian yang cukup rentan
terkenai tsunami yang sangat merusak dengan beberapa bencana alam lainnya yang
menimbulkan jumlah kematian dan kehancuran yang sama. Yang paling baru dari ini
terjadi di pagi hari 3 hari setelah Natal 1906 di perairan antara Sisilia dan
daratan Italia.
Tsunami dipicu oleh gempa kuat
yang paling mematikan yang pernah disaksikan di Eropa sehingga menewaskan
sekitar 200.000 orang dan melenyapkan
kota-kota pesisir Messina dan Reggio Calabria. Korban selamat dari gempa bumi tersebut
tumpah ke jalan-jalan untuk menghindari puing-puing yang jatuh, kebanyakan
orang memilih pinggir laut sebagai tempat teraman.
Akan tetapi 10 menit setelah
gempa, pada pukul 5.30 pagi, air dipantai tiba-tiba menjadi surut. Beberapa
menit kemudian tiga tsunami berukuran hingga 39 kaki (12m) menerjang pantai dan
menewaskan ribuan orang, baik di kota-kota dan lebih jauh di sepanjang pantai.
Mengingat skala kehancuran secara keseluruhan, angka kematian tepatnya tidak
jelas tetapi perkiraan paling konservatif adalah sekitar 2.000, tetapi angka
itu kemungkinan jauh lebih tinggi dari ini.
9. Valdivia, Chili 1960
Pada 22 Mei 1960, telah terjadi gempa
bumi paling kuat yang pernah terjadi terjadi di Chili selatan. Berkekuatan
hingga 9,6 skala Richter, gempa yang sangat dahsyat ini mengakibatkan tsunami
yang menyebabkan kehancuran di seluruh area Pasifik.
Dalam 15 jam setelah gempa,
gelombang setinggi 35 kaki (11 m) menghantam Hilo di Hawaii. Meskipun
peringatan tsunami telah dikeluarkan, 61 orang terbunuh dalam bencana itu.
Sekitar 22 jam setelah gempa bumi, tsunami mencapai pantai Jepang, meskipun kekuatannya
agak berkurang,tsunami tersebut masih
berhasil menjatuhkan korban sebanyak 142 orang meninggal.
China, Filipina, Selandia Baru,
dan Australia juga terkena dampak tsunami itu, tetapi dampak paling parah dari
tsunami tersebut di alami oleh Chili di
mana sebagian besar dari korban total 6.000 orang berasal dari chili. Gelombang di
sini tercatat hingga 80 kaki (25 m) dan membawa kehancuran ke banyak pantai
negara itu.
8. Ryūkyū, Jepang 1771
Jika ada satu negara yang
menderita secara tidak proporsional akibat tsunami, itu adalah Jepang. Bahkan
kata tsunami itu sendiri berasal dari bahasa Jepang. Hampir setiap tsunami
besar lainnya tampaknya berpusat di sekitar negara ini mengingat geologi dan
geografinya, dan hal ini akan terus menjadi kasus utama yang perlu diwaspadai
di Negara jepang.
Abad ke-18 merupakan abad yang
sangat buruk bagi Negara jepang dimana serentetan gempa bumi dahsyat diikuti
oleh tsunami yang mematikan melandanya. Sulit untuk mengatakan apakah tsunami
1771 yang melanda pulau-pulau tropis selatan Jepang lebih buruk daripada
tsunami 1707 Hōei atau 1792 tsunami Unzen. yang mungkin menjatuhkan korban
meninggal lebih dari 10.000 orang, meskipun catatan sejarah tidak sepenuhnya akurat.
Tsunami Ryukyu dipicu oleh apa
yang dinamakan "Gempa Besar Yaeyama", meskipun pada kenyataannya ini
tidak terlalu kuat dan tidak merusal secara langsung yang terjadi sekitar 25
mil (40 km) di lepas pantai Pulau Ishigaki. Gempa yang terjadi sekitar pukul 8
pagi itu dalam beberapa menit menimbulkan tsunami yang dahsyat dan merobek
rantai pulau selatan Okinawa.
Ishigaki berhadapan langsung
dengan gelombang yang sangat tinggi, perkiraan tinggi gelombang yang menerjang
ishigaki yaitu setinggi 125ft (40m) hingga lebih dari 250ft (80m). Tsunami
tersebut mengakibatkan kematian dan
kehancuran besar-besaran. Bukan hanya kematian lebih dari 13.000 orang di seluruh Kepulauan Yaeyama dan Miyako,
tetapi genangan air laut tersebut juga merusak sebagian besar tanah pertanian
masyarakat. Serta dampak dari setelah terjadi Tsunami diikuti oleh wabah
malaria dan gagal panen dengan populasi akhirnya hanya sepertiga dari
sebelumnya.
7. Arica, Chili 1868
Seperti yang telah kita ketahui,
Chili tentu saja mampu menghasilkan banyak aktivitas seismik. Karena daerah
tersebut memang terletak di "Cincin Api" yang terkenal meliputi
Samudra Pasifik.
Pada sore hari tanggal 13 Agustus
1868, semuanya tenang-tenang saja di kota pelabuhan Arica. Kemudian sekitar
pukul 5 sore, tanpa peringatan gempa bumi dahsyat menghancurkan kota. dan
diikuti oleh gempa susulan yang lebih kuat yang hampir meratakan pelabuhan;
Dikatakan bahwa hanya dua bangunan yang tersisa setelah gempa.
Episentrum gempa bumi berada agak
jauh di lepas pantai Parit Peru-Chili dan diperkirakan memiliki kekuatan
sekitar 8,5 hingga 9. Ini merupakan sitausi yang tepat untuk terjadinya bencana
tsunami .lalu 52 menit setelah gempa bumi melanda pelabuhan itu hancur diterjang
oleh gelombang setinggi 39 kaki (12m).
Saksi mata menggambarkan
gelombang tidak menjadi tembok air, tetapi permukaan laut turun kemudian
disusul dengan air naik, menelan segala yang ada di jalurnya. Tetapi yang lebih
buruknya 20 menit setelah gelombang itu
menerjang tsunami yang lebih besar menerjang kawasan itu. diperkirakan ketinggian gelombang tersebut lebih
dari 50 kaki (16 m) dan menghancurkan Arica.
Bukan hanya orang-orang di kota
yang meninggal - pelabuhan yang sibuk penuh dengan kapal kapal, banyak di
antara kapal-kapal itu berisi awak kapal. para kru tahu bahwa mereka akan lebih
baik keluar ke laut setelah gempa, namun, tidak ada embusan angin untuk
berlayar. dan Ini seharusnya tidak menjadi masalah bagi dua kapal uap di pelabuhan
tersebut, sayangnya kapal uap Wateree sedang memperbaiki boiler-nya.
Dari semua kapal di pelabuhan,
Wateree menjadi yang terbaik meskipun dia tidak pernah berlayar lagi. Setelah
jangkar-nya rusak, kapal itu hanyut lebih dari setengah mil ke daratan dan terdampar
di sana kapalnya relatif tidak rusak bersama dengan hampir semua krunya. Ketel
uap adalah semua yang tersisa dari kapal dan masih ditempat itu sebagai
monumen.
Tsunami menghancurkan sebagian
besar pantai Chili utara dan Peru selatan, dan di sinilah sebagian besar korban
terjadi. Tetapi efeknya tidak terbatas pada pantai Amerika Selatan. Banyak desa
di Pulau Chatham dekat Selandia Baru tersapu gelombang 10 m (30 kaki) dan
kerusakan yang cukup parah yang terjadi di daratan Selandia Baru. Hawaii terkena
dampak ombak dan bahkan Jepang menderita kerusakan hampir sehari kemudian.
6. Jepang - Tohoku 2011
Tsunami Jepang 2011 dimulai
dengan gempa bumi dahsyat di lepas pantai Tohoku di Jepang utara. Dengan
kekuatan 9 skala richter, itu adalah gempa bumi paling kuat yang pernah melanda
Jepang, sebuah negara yang relatif terkenal karena gempa bumi.
Gempa tersebut
menyebabkan efek geofisika yang luas; bagian timur laut Jepang bergeser sejauh
8 kaki (2,5 m) lebih dekat ke Amerika Utara, garis pantai 250 mil (400 km)
turun hampir 2 kaki (0,6 m), banyak tanah longsor bawah laut terjadi, dan yang
paling penting, 11 mil (180 km) bagian dasar laut naik 18-25ft (6-8m)
melepaskan tsunami yang kuat.
Tsunami menerjang daratan sekitar
satu jam setelah gempa bumi dan sisanya adalah sejarah seperti yang mereka
katakan. Tidak seperti bencana lain pada skala ini, kehancuran mengerikan
disiarkan langsung saat itu terjadi. Saya ingat ketika melihat di TV sebuah
film, mobil yang mencoba melarikan diri dari dinding air tanpa henti ketika
laut menerjang tanah.
Mengingat ini adalah dunia modern
dengan sistem peringatan canggih dan komunikasi hilangnya nyawa cukup
mengejutkan. Faktanya tidak ada yang membayangkan skala tsunami yang telah
dilepaskan. Tembok yang dibangun untuk bertahan dari peristiwa semacam itu
dengan cepat tertelan sementara orang-orang yang berpikir mereka aman di tempat
yang lebih tinggi ternyata tidak.
Di beberapa kota, serangan air
yang dipenuhi puing-puing setinggi bangunan tiga lantai. Sebagian besar tempat
yang terkena dampak diterjang gelombang lebih dari 16 kaki (5 meter) sementara
ketinggian tsunami tertinggi yang dilaporkan adalah 133 kaki (40,5 meter) di
Miyako, Prefektur Iwate. Ini adalah pengukuran tertinggi yang pernah dicatat di
Jepang dan menggambarkan tingkat keparahan bencana.
Meskipun tsunami menerjang ke
empat sudut Pasifik kerusakan relatif ringan dan korban hampir tidak ada.
5. Middle Nankaido, Jepang 1498
Pada tahun 1498, gempa bumi
dahsyat melanda sekitar 35 mil (60 km) di lepas pantai Nankaidō. Tsunami yang
dihasilkan oleh pergerakan dasar laut segera menghantam daratan pelabuhan besar
Wakayama di mana diperkirakan telah menewaskan lebih dari 30.000 orang.
Ketinggian gelombang digambarkan
sebagai beberapa meter. Mengingat bahwa sebuah bangunan yang melindungi Buddha
besar Kamakura tersapu tsunami setinggi setidaknya 30 kaki (10 m).
4. Sanriku, Jepang 1896
Pada tahun 1896, Jepang dilanda
salah satu tsunami paling kuat dalam sejarahnya. Baik dalam lokasi maupun daya
penghancurnya, tsunami ini adalah pertanda akan datangnya Tsunami tahun 2011.
Tsunami Sanriku dipicu oleh gempa
bumi dengan kekuatan sekitar 8,5 yang terjadi sekitar 100 mil (160 km) di lepas
pantai Honshu. Sementara ini gempa terebut merupakan gempa yang cukup kuat,
tsunami yang dihasilkan secara tak terduga besar karena sifat pergerakan dasar
laut. Ketika menghantam daratan 35 menit kemudian, ombak diukur hingga 125 kaki
(38 m).
Tsunami Sanriku menyebabkan
banyak korban, bukan hanya karena kekuatannya yang dikatakan telah
merobek-robek tubuh banyak korban, tetapi karena itu tidak terduga. Komunitas
pesisir sedang merayakan liburan Shinto ketika getaran kecil dirasakan; karena
ada beberapa gempa seperti itu selama bulan-bulan sebelumnya tidak ada yang mengira
akan terjadi tsunami. Dalam satu jam dua tsunami besar melanda dan meningalkan
korban hingga 27.000 orang tewas.
Armada penangkap ikan lokal
berada di laut waktu itu. Karena tsunami hampir tidak terasa ketika mereka
melintasi perairan yang dalam, para nelayan tidak menyadari ada yang salah
sampai mereka kembali ke pelabuhan keesokan paginya.
3. Lisbon 1755
Bagi siapa pun yang mengunjungi
ibu kota Portugal, Lisbon, ada pengingat yang pedih tentang peristiwa 1
November 1755. Lengkungan yang rusak dari dudukan Biara Carmo menghadap ke
pusat kota, tidak pernah dibangun kembali setelah hari gereja besar itu runtuh.
Hal itu adalah hasil dari gempa bumi dahsyat yang melanda beberapa ratus mil
dari pantai selatan Portugal. Gempa yang begitu dahsyat hingga terasa sampai ke
Finlandia dan Greenland.
Gempa itu sendiri menyebabkan
kerusakan besar di seluruh Portugal, membunuh puluhan ribu. Seperti halnya
gempa di Messina, orang-orang mencari keselamatan di ruang terbuka di pinggir
laut. Di sini mereka menyaksikan dengan cemas ketika air di pelabuhan mulai
surut dan memperlihatkan dasar laut yang dipenuhi barang-barang yang hilang dan
bangkai kapal tua. Sekitar 40 menit setelah gempa bumi gelombang besar dari
laut menerjang dan menelan seluruh pusat kota Lisbon.
Tiga gelombang besar menghantam
kota orang-orang yang selamat menghindari gelombang tersebut dengan menunggang
kuda. Tinggi gelombang yang sebenarnya hanya dapat diperkirakan tetapi tsunami
yang melanda Afrika Utara mencapai 65 kaki (20 m).
Portugal dan Maroko menerima
beban terberat dari gempa bumi dan tsunami, tetapi kehancuran juga dicatat di
bagian-bagian yang jauh. Dalam beberapa jam, gelombang 10 kaki (3 m) menghantam
Cornwall di selatan Inggris dan kurang dari sepuluh jam kemudian gelombang
besar menghantam pulau-pulau Karibia dan pantai utara Brasil.
Seperti halnya bencana alam
historis lainnya, sulit untuk memastikan jumlah korban, terutama ketika
angka-angka itu bercampur dengan jumlah yang terbunuh dalam gempa bumi
sebelumnya. Tebakan-tebakan terbaik dari sumber-sumber bersejarah menyebutkan
angka kematian global dari tsunami 1755 adalah lebih dari 30.000.
2. Krakatau Tsunami 1883
Ketika Krakatau meletus pada
suatu pagi di bulan Agustus tahun 1883 itu membuat suara paling keras yang
pernah direkam. Ledakan itu terdengar lebih dari 3.000 mil (4.500 km) jauhnya
di negara-negara seperti Australia dengan gelombang kejut berkeliling dunia 7
kali.
Meledak dengan kekuatan lebih
dari 10.000 bom atom, tidak mengherankan bahwa tingkat kehancuran yang
disebabkan Krakatau baik dekat maupun jauh.
Mereka yang berada di sekitarnya
langsung dihabisi oleh panas yang kuat dari ledakan itu, sementara mereka yang
sedikit lebih jauh akan dihancurkan oleh abu yang sangat panas. Meskipun ribuan orang meninggal
akibat efek langsung dari letusan gunung berapi itu namun empat tsunami
berikutnya lah yang mengakibatkan sebagian besar kematian.
Tsunami tersebut disebabkan
oleh sejumlah besar batu dan lava menabrak laut ketika seluruh pulau runtuh,
yang akhirnya menciptakan gelombang tinggi hingga 150 kaki (45 m). Itu adalah
gelombang yang melanda kota pelabuhan Merak di Jawa, dan gelombang tersebut
benar benar menghancurkannya.
Secara total sekitar 165 kota
pantai dan desa-desa di Jawa dan Sumatra dimusnahkan oleh tsunami yang
menewaskan sekitar 35.000 orang. Ada sebuah kisah tentang seorang manajer
tambang Jerman yang mengklaim bahwa dia naik ke puncak gedung kantor tiga
lantainya untuk mencari perlindungan dari tsunami.
Meskipun bangunan itu
sendiri berada 100 kaki (30 m) di atas permukaan laut, ia tersapu oleh
gelombang besar yang tak terputus. Untuk bertahan hidup (atau begitulah
ceritanya) ia berhasil meraih buaya besar, yang juga terperangkap dalam ombak,
dan berselancar di pedalaman agak jauh.
Sementara cerita selancar buaya
mungkin tampak agak jauh dibuat-buat, masih ada bukti fisik dari kapal patroli
angkatan laut besi yang tersapu hampir tiga mil ke daratan. Tsunami terasa sampai Selandia
Baru dan Afrika Selatan di mana kapal berguncang di pelabuhannya.
1. Samudra Hindia 2004
Pada suatu hari di tahun 2004,
gempa bumi terkuat ketiga yang pernah terjadi melanda 160 kilometer di lepas
pantai Sumatra utara di Indonesia. Gempa bumi berkekuatan 9,2 skala richter.
Efeknya bersifat global; bumi bergerak sekitar setidaknya 1cm, jumlah batu yang
dipindahkan berarti dunia berputar pada poros yang sedikit berbeda sekarang dan
gerakan ke atas dasar laut telah menghasilkan kenaikan permukaan laut sebesar
0,1mm di seluruh planet.
Dengan pergerakan besar-besaran
di dasar laut, tsunami tidak bisa dihindari. Didorong oleh 1.000 mil (1.600 km)
utara ke selatan garis patahan gelombang kuat dipicu ke arah timur-barat.
Hasilnya adalah tragedi skala hampir tak terbayangkan yang mempengaruhi garis
pantai baik dekat maupun jauh.
Tsunami pertama kali menghantam
daratan sekitar 20 menit setelah gempa bumi di wilayah Indonesia utara Aceh di
mana ia mengukur hingga 100 kaki (30 m) dan mencapai sekitar 3 mil (5 km) ke
daratan. Tak lama, tsunami telah menyebabkan kerusakan di sepanjang pantai
Sumatera utara dan banyak pulau terpencil. Di Indonesia tsunami mengakibatkan sebagian
besar korbannya, hampir total 170.000.
Namun, bencana itu masih jauh
dari kata selesai ketika tsunami melanda Samudra Hindia sekitar 600 mph (900 km
/ jam). Sri Lanka adalah negara yang terkena dampak terburuk kedua dengan lebih
dari 40.000 kematian meskipun lebih dari 1.000 mil (1600 km) dari pusat gempa.
Tsunami melanda dalam 3 gelombang, yang kedua adalah yang paling dahsyat. Mulai
dari 15 kaki (4,5 meter) hingga 33 kaki (10 meter) gelombang mempengaruhi kedua
pantai Sri Lanka.
Mungkin satu insiden terburuk di
Sri Lanka adalah bencana kereta di mana kereta penumpang yang penuh sesak
dilanda tsunami. Matara Express membawa sekitar 1.700 orang ketika dipukul
dengan kekuatan penuh gelombang berukuran lebih dari 25 kaki (8 m). Hampir
semua penumpang tewas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperingatkan
kereta lebih jauh di garis depan tetapi tidak ada yang bisa menghubunginya. Ini
adalah bencana rel terburuk yang pernah ada dalam sejarah.
Sekitar waktu yang sama ketika
ombak melanda Sri Lanka, tsunami mencapai Thailand. Meskipun jauh lebih dekat,
laut yang dangkal berarti ombaknya melambat ke arah ini. Waktu itu merupakan
puncak musim turis di Thailand dan pantai barat dan pulau-pulau yang menjadi
beberapa area resor utama terkena gelombang besar tersebut . Karena alasan ini
sejumlah besar wisatawan Eropa meninggal dalam bencana itu; itu adalah
satu-satunya korban jiwa terbesar di luar negeri untuk Swedia dengan angka yang
sama untuk Jerman.
Daerah yang terkena dampak
terburuk adalah Phang Nga dan Krabi, meskipun resor populer lainnya seperti
Phuket dan Ranong juga meninggalkan banyak korabn jiwa. Negara lain yang terkena
dampak serius adalah India di mana lebih dari 18.000 tewas. Sementara pantai
timur dan negara-negara seperti Tamil Nadu dan Andhra Pradesh paling parah
dilanda bencana bahkan negara pantai barat Kerala menderita karena lonjakan
hingga 12 kaki (4 meter) melilit pantai.
Korban tewas keseluruhan dari
tsunami Samudra Hindia 2004 diperkirakan 280.000 orang. Bahkan di hari ini dan
usia banyak kematian ini tidak dapat dihindari. Namun, alasan utama begitu
banyak orang meninggal adalah kurangnya sistem peringatan tsunami Samudra
Hindia. Samudra Pasifik telah memiliki sistem seperti itu sejak 1950-an, jadi
mengapa tidak Samudra Hindia?
Yah, terlepas dari kenyataan
bahwa "Cincin Api Pasifik" memang merambah Samudra Hindia, jumlah
tsunami sangat minim. Sebenarnya yang paling serius seperti itu adalah kembali
pada 1400-an sehingga skala bencana ini agak belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, pada 2015 kawasan itu sekarang memiliki sistem peringatan yang
diharapkan tidak akan pernah terpicu.
0 Response to "Tsunami Paling Parah Sepanjang Sejarah"
Post a Comment